Pemuda yang satu ini tengah duduk santai di sebuah masjid di Antapani Bandung. Ia
berbalut sorban putih dengan jubah berwarna coklat muda. Ucapan bahasa
arabnya ketika membacakan alquran dan hadits sangat fasih.
Selintas mungkin tidak akan menyangka bahwa pemuda ini adalah Axel
Gondokusumo putra artis ternama Ayu Azhari dari suami pertama Wisnu
Djody Gondokusumo yang meninggal pada 2002 lalu.
Axel begitu
sapaan akrabnya mencoba berbagi dengan wartaislam perihal kehidupannya
yang baru ia rasakan dua tahun belakangan ini. Ia menceritakan bahwa
masa remajanya saat ia berusia 13 tahun sampai 18 tahun ia lalui dengan
kebimbangan dan kehampaan.
Lama ia hidup di negara barat
seperti Austarlia dan Amerika untuk mengenyam pendidikan, namun
kebebasan ala barat lah yang ia rasakan. Padahal sewaktu kecil ketika
dididik oleh ayah angkatnya Teemu Yusuf Ibrahim ia masih rajin mengaji.
“Saat saya pindah ke luar negeri, turunlah keimanan saya karena
kebebasan dan pergaulan ala barat. Kehidupan saya bebas tapi ngga
menemukan ketenangan. Kalau shalat jalan terus, karena sudah dididik
dari kecil,” katanya.
Sepulang dari negara barat, kehidupannya
masih tak berubah. Ia selalu pulang malam bahkan kadang tak pulang
dengan berbagai alasan yang intinya menghabiskan waktu bersama
rekan-rekannya. Apa yang ia mau dari ibunya pasti terpenuhi. Cuma sekali
lagi ia tidak menikmatinya.
Saking bandelnya suatu saat ibunya
sudah kesal dan memintanya untuk menemui om Irfan rekan almarhum
bapaknya. Dari sinilah ia berkenalan dengan jalan dakwah. Axel diajak ke
masjid di bilangan Cinere Jakarta dan ia menetap disana selama tiga
hari. Peristiwa itu terjadi awal bulan April 2010 ketika usianya
menginjak 19 tahun.
“Habis beres tiga hari ini hati saya terasa
senang. Sangat nikmat sekali. Ketika pulang saya ngga mau lagi shalat
di rumah, maunya di masjid. Saya akhirnya ikut lagi om irfan selama tiga
hari tiap pekan,” kata Axel.
Tidak hanya berkeliling masjid
saya pun berangkat pergi keluar negeri menikmati suasana dakwah diluar
sana. Seperti di India, Bangladesh dan Hongkong, “Saya bertemu dengan
ulama-ulama disana yang rendah hati. Disana shalat subuhnya kayak shalat
jumat,” tutur Axel.
Sampai akhirnya ia paham bahwa kesenangan
dunia yang selama ini ia rasakan hanyalah sebuah tipu daya.
Kesenangannya saat ini terletak pada perbuatan amal agama yang sempurna
yang dicontohkan Rasulullah beserta para sahabatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar